Rabu, 28 Oktober 2015

CERPEN TENTANG KASIH SAYANG : AKU SAYANG IBU

Namaku Amira, aku mempunyai Ibu yang sangat cantik. Ibuku adalah wanita yang sangat hebat. Dia tidak pernah berhenti tersenyum walaupun cobaan menumpuk di pundaknya. Ibu hampir tiap hari menanyakan bagaimana kegiatan ku disekolah, aku senang menceritakan hari-hariku kepada Ibu sampai lelah dan tidak sempat menanyakan bagaimana hari Ibu dirumah. Apakah Ibu senang, lelah, kesepian, terlihat seperti aku tidak peduli dengan keadaan Ibu. Aku tidak pernah melihat wajah lelah diwajah Ibu. Wajah Ibu selalu segar dan merona, tidak pernah pucat. Ku kira Ibu baik-baik saja.

Tepat pukul 5 pagi Ibu membangunkan ku untuk sekolah. Dengan setengah mengantuk aku berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Terlihat Ibu dengan lunglai memasak untuk sarapan aku dan Ayah. Namun, aku tidak menyadari keletihan Ibu. Setelah selesai sarapan, aku mandi dan siap berangkat ke sekolah bersama Ayah.Tapi ternyata bekal yang akan ku bawa belum siap. Beberapa kali aku memanggil Ibu namun tak ada jawaban, dengan kesal aku kembali ke dalam rumah dan membentak Ibu.

"Ibu mana bekal Mira, kenapa lama sekali sih?!"

"Iya sayang maaf ya ini bekal kamu sudah siap"

Dengan kesal aku menarik kotak makan dari tangan Ibu dan pergi tanpa pamit. Sebenarnya, aku sangat menyesal telah membentak Ibu. Sepanjang perjalanan, aku termenung memandang jalan raya yang lenggang.

"Mira kenapa?" Tanya Ayahku

"Mira nyesel Yah tadi Mira nggak sengaja bentak Ibu"

"Mira, Ibu itu sedang sakit. Harusnya kamu sudah bisa menyiapkan bekalmu sendiri, kamu kan sudah besar"

Aku kaget mendengar jawaban Ayah. Aku ingin bertanya tentang sakit Ibu, namun mobil Ayah sudah berhenti tepat didepan gerbang sekolah ku. Setelah berpamitan pada Ayah, aku berlari menuju kelas. Aku tidak bisa fokus dengan pelajaran di sekolah. Rasanya ingin cepat-cepat pulang dan bertanya tentang sakit Ibu. "Ibu sakit? Kenapa Ibu nggak cerita sama aku?"

Ibu Lita, wali kelasku memanggilku dengan napas tersengal-sengal. Aku diminta segera menuju ke ruang kepala sekolah saat itu juga. Saat itu aku tidak berpikiran aneh-aneh, aku hanya segera berjalan menuju ruang kepala sekolah. Sesampainya disana, kepala sekolah dengan tenang meminta ku duduk dan menceritakan bahwa baru saja ayahku menelepon untuk meminta izin apakah aku boleh pulang lebih awal hari itu karena Ibu ku masuk rumah sakit. 

Air mataku berlinang, teringat kembali tadi pagi baru saja aku membentak ibu dengan kasar. Aku segera berlari ke gerbang sekolah menunggu ayah menjemputku.

"Ayah cepat Yah, kasian Ibu sendiri disana" pintaku saat Ayah akhirnya tiba disekolahku.

Sesampainya di ruang kamar Ibu, terlihat Ibu yang pucat dengan infus ditangannya berbaring lemah dan tersenyum ke arahku. Dengan berurai air mata aku memeluk Ibu dan meminta maaf karena tidak bertanya tentang kesehatan Ibu dan karena telah membentak Ibu.

"Ibu gak apa-apa Mira, cuma cape aja besok juga Ibu udah sembuh kok" jawab Ibu lemah

"Maafin Amira ya Bu, Mira sayang Ibu. Maafin Mira ya bikin Ibu cape"

"Bukan Mira kok yang bikin Ibu cape. Iya sayang, Ibu juga sayang Amira"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar