I. Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh cinta kasih.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduannya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dasar dalam perkawinan, pembentukan keluarga, dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya.
Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwona mengegemukakan bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada keterikatannya sangat kuat, tetapi keintimannya kuran. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya, cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh keakraban tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
II. Cinta Menurut Agama
Cinta Menurut Agama Islam
Cinta secara
bahasa merupakan perasaan suka sekali dan senang sekali. Cinta secara istilah
merupakan rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk
rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali
imbalan yang datang dan diridhai Allah.
Hal tersebut
telah di jelaskan di dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat ke 24 yang artinya :
“Jika bapa-bapa(pembesar dan nenek
moyang), anak-anak, saudara-saudara,istri-istri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-NYA
dan dari berjihad di jalan-NYA, Maka tunggulaah sampai Allah mendatangkan
keputusan (azab)-NYA, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik” (Q.S At-Taubah,9:24)
Cinta Menurut Agama Kristen
Cinta adalah cinta kasih antara sesama
dimana kita diajarkan untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama, ras, latar
belakang. Dan saling menghargai satu sama lain. Perintah. Allah yang terutama
ialah:
(Matius 12:29-31), "Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu."
"Cintailah sesama manusia seperti
dirimu sendiri."
Cinta Menurut Agama Hindu
Agama Hindu adalah
agama Wahyu dan agama alami. Oleh karena itu, ia adalah agama Cinta Kasih.
Agama yang amat luwes, agama yang berdasarkan pada Cinta Kasih, agama yang memiliki
tujuan Cinta Kasih, dan juga agama yang dijalankan di dalam Cinta
Kasih. Agama Hindu amat mementingkan pengembangan cinta kasih bukan hanya
kepada sesama umat manusia tetapi kepada sesama makhluk hidup. Cinta kasih
kepada sesama anggota keluarga, kepada sesama umat manusia tidak dipandang
sebaga cinta kasih yang istimewa. Kesadaran bahwa seluruh dunia adalah sebuah
keluarga besar sangat membantu orang untuk mengembangkan cinta kasih universal
ini.
Cinta Menurut Agama Buddha
Nikaya Pali juga
memuat satu kata cinta yang berbeda dengan cinta yang telah disebutkan di atas,
cinta kasih yang dipancarkan secara universal (tak terbatas) kepada semua
makhluk dan cinta kasih yang tanpa pamrih, yaitu: Metta. Metta adalah bagian
pertama dari empat kediaman luhur (Brahma Vihara) atau empat keadaan yang tidak
terbatas (Apamanna). Bagian lainnya, yaitu Karuna (kasih sayang), Mudita
(simpatik), dan Upekkha (keseimbangan batin). Metta adalah rasa
persaudaraan, persahabatan, pengorbanan, yang mendorong kemauan baik, memandang
makhluk lain sama dengan dirinya sendiri. Metta juga suatu keinginan untuk
membahagiakan makhluk lain dan menyingkirkan kebencian (dosa) serta keinginan
jahat (byapada).
Metta berbeda dengan
piya, pema, rati, kama, tanha, ruci dan sneha yang hanya menimbulkan nafsu dan
kemelekatan. Pengembangan Metta dapat mengantarkan kita pada pencapaian
kedamaian Nibbana (Mettacetto vimutti), seperti yang dinyatakan Sang Buddha
dalam Dhammapada 368.
III. Kasih Sayang, Kemesraan, Pemujaan, dan Belas Kasih
Kasih sayang adalah Rasa yang timbul dari dalam diri yang tulus untuk menyayangi, mencintai, serta memberikan kebahagiaan kepada orang lain atau siapapun yang dicintainya. Kasih sayang diungkapkan bukan hanya kepada sepasang kekasih, tetapi kasih kepada Allah, orangtua, teman, serta makhluk lain yang hidup dibumi ini.
Kemesraan berasa dari kata 'mesra' yang berarti perasaan simpati yang akrab. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
Pemujaan adalah sebuah cara kita untuk menghormati sesuatu yang menurut
kita adalah sebuah kebenaran. Pemujaan dekat sekali dengan yang namanya
keyakikan. Pemujaan atau yang biasa kita sebut juga dengan memuja
biasanya dilakukan oleh orang yang meyakini ada nya suatu hal.pemujaan
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk missal nya adalah dengan
pemujaan terhadap leluhur, pemujaan terhadap agama tertentu, pemujaan
terhadap berhala,dsb.
Pemujaan pada leluhur adalah suatu
kepercayaan bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki
kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup.
Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan
nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan
keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
IV. Cinta Kasih Erotis
Cinta
erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang
lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, untuk
menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih
dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Namun apabila
penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya akan membawa
pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja. Cinta kasih erotis,
apabila benar-benar sebuah cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa
seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara
dua orang anak manusia berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk
mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera
kehidupan